![]() |
Gapura Gresik |
kemungkinan berkembang dari kata giri (yang dalam bahasa Jawa berarti bukit) dan gisik (pantai). Giri gisik yang menunjukkan kata bukit dan pantai memang sesuai dengan kondisi alam daerah ini. Tetapi apapun namanya, gresik pada awal abad ke XII sudah merupakan suatu kota pelabuhan atau dagang dimana para pedagang Arab, parsi, cina, dan daerah lndonesia lainnya berbaur menjadi satu.
Selain berdagang, para pedagang tersebut juga menyebarkan ajaran agama Islam, seiring dengan waktu, ajaran lslam telah mendarah daging bagi penduduk Gresik dengan kata lain mayoritas penduduknya beragama Islam.
Secara geografis, Gresik berada pada posisi :
112 º – 113 º BT ( Bujur Timur ) dan 7 º – 8 º LS ( L intang Selatan )
dan berbatasan dengan:
Sebelah utara :
Laut Jawa
Sebelah timur :
Selat Madura dan kota Surabaya
Sebelah selatan :
Kabupaten Sidoarjo
Sebelah barat :
Lamongan
Gresik yang terletak di sebelah Barat Laut Kota Surabaya berjarak sekitar 18 km, merupakan kota industri terbesar Jawa Timur, Indonesia. Selain pabrik Semen Gresik yang cukup terkenal di seluruh Indonesia, juga terdapat Petro Kimia, BUMN produsen pupuk nasional, Maspion, Behaestex, produsen sarung dengan merk-merk ternama, serta Wings Corporation yang memproduksi Mie Sedaap di Gresik.
Selain mempunyai julukan sebagai Kota Industri, Gresik juga menjadi salah satu kota tujuan wisata religi. Di kota ini terdapat Makam Sunan Maulana Malik Ibrahim yang merupakan salah satu dari 9 wali, penyebar agama Islam pertama di Jawa Timur, dan dimakamkan di Kampung Gapura Gersik.
Sekitar 2 km di sebelah selatan kota, tepatnya di Bukit Giri juga dapat ditemui Makam Sunan Giri, yang juga merupakan salah satu dari 9 wali penyebar agama Islam di pulau Jawa. Upacara peringatan wafatnya Sunan Giri (Khol Sunan Giri) juga dijadwalkan dalam kalender wisata Jawa Timur.
Selain itu juga terdapat Makam Panjang Leran yang merupakan Makam Siti Fatimah binti Maimun. Terletak di Desa Leran, Manyar dengan jarak sekitar 8 km dari Kota Gersik. Obyek-obyek wisata lainnya, meliputi Makam Gapura Kanjeng Tumenggung Pusponegoro di Desa Gapuro, Makam Nyi Ageng Pinatih di Desa Kebongson.
Berjarak sekitar 20 km di sebelah utara Kota Gresik dapat dijumpai Makam Pentung, Makam Sayyid Iskandar, dan Makam Joko Klontang, di Desa Kisik Bungah. Sekitar 4 km sebelah utara Bungah terdapat Komplek Kanjeng Sepuh. Tepatnya di Desa Kauman Sedayu. Di komplek inilah Makam Kyai Panembahan Haryo Soeryo Diningrat, Adipati ke-8 Kadipaten Sedayu dapat diziarahi.
Selain meninggalkan Masjid, Kanjeng Sepuh juga meninggalkan situs penting lainnya yang berupa Telaga Rambit dan Sumur Dhahar. Masing-masing bertempat di Desa Purwodadi dan Golokan, Sedayu . Menurut cerita masyarakat Sedayu, keunikan dari keduanya adalah, pemanfaatannya sebagai air minum dan dikonsumsi oleh sebagian besar masyarakat Sedayu, namun sumber mata airnya tidak pernah mengering dan habis walaupun pada musim kemarau.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar